Menulis Dikala Sakit
Pertemuan Ke-22
"Menulis Dikala Sakit"
Cing
Ato adalah seorang guru yang sangat bersemangat. Kisah beliau yang inspiratif
dengan menekuni hobi menulis sangatlah
menyentuh hati para pendengar dan pembaca. Mari kita simak inilah kisah
inspiratif dari seorang Cing Ato….
“Dari
awal bermula saya terus membeli buku-buku tentang menulis dan mencari
pelatihan-pelatihan di mana pun berada. Setiap libur sekolah saya pasti ikut
pelatihan. Seperti : Pelatihan PTK.
Tidak berhenti
disitu saja saya pun ikut pelatihan menulis yg disponsori oleh KSGN. Pada akhir
tahun 2016, 3 hari 2 malam di wisma UNJ
Universitas Negeri Jakarta. Diakhir pelatihan menulis KSGN 4 peserta terpilih
sebagai penulis terbaik. Dari sini melahirkan buku antologi perdana saya “Bukan
guru biasa”.
Diakhir
2017 pun saya ikut pelatihan menulis
media guru di Cipanas Jawa barat selama tiga hari 2 malam. Di hotel
sangga buana. Dari sini saya menulis buku solo perdana dengan judul mengejar
Azan. Buku perdana saya abadikan lewat lukisan kanvas dan saya letakkan di
depan saya sedang mengetik. Gembira rasa hati bisa menulis.
Tetapi
tiba-tiba, badai tornado meluluhkan lantahkan kebahagiaan saya. Tepat tanggal
18 Juli 2018, dengan hitungan jam. Tubuh ini TUMBANG tak berdaya seluruh syaraf yang ada mati
semua. Mulai ujung kaki sampai ujung rambut. Hanya tersisah syaraf leher,
hidung, telinga, mata, dan memori. Tepat malam Jumat jam 12 malam lidah saya
tertarik sejak itu suara saya hilang sampai 4,5 bulan. Nafaspun tidak bisa,
jika pada saat itu tidak berada di rumah sakit mungkin innalilahi wa Inna
ilaihi Raji'un.
Akhirnya
nafas dibantu oksigen dan ventilator. Leher dibolong hingga kini masih tersisah
sedikit. Selama 4,5 bulan berada di rumah sakit. 1,5 bulan di ICU, 2, 11 bulan
di HCU, dan 1 bulan di ruang inap biasa. Seluruh tubuh ini penuh dengan selang.
Teman, saudara, tetangga, jamaah, dan murid-murid tak kuat melihat gurunya yang
hanya tulang berbalut kulit.
Dokter
sudah angkat tangan terpaksa pulang dalam kondisi sakit. Selama 1,6 tahun tubuh
ini tidak bergerak sama sekali. Tidak ada yang bisa saya lakukan, galau, stress
menghampiri. Sampai berkata kepada istri " Umi lebih baik ayah mati,
kasihan dengan umi cape ngurusi ayah,"
Setelah
1.6 tahun secara perlahan tubuh ini mulai bergerak. Singkat cerita tangan sudah
bisa menyentuh muka sementara kaki masih terbujur kaku. Suatu hari HP istri
berdering, saya pinta ART untuk
mengambilkan, lalu diletakkan di atas dada beralas bantal. Lalu saya sentuh ternyata
bisa menggunakan HP.
Babak
baru dimulai. Alhamdulillah. Saya minta diambilkan HP yg tak pernah saya lihat
selama 1,6 tahun. Nomor nya sudah mati. Beli nomor baru. Sejak itu saya lacak
Facebook saya, cukup tiga hari baru ketemu password. Dalam hati berkata apa
yang bisa saya lakukan dan bermanfaat untuk orang banyak.
Menulis
itu yang saya bisa. Akhirnya setiap hari saya menulis. Menulis apa? Menulis apa
yang saya derita. Saya posting di Facebook. Apa yang terjadi banyak para
pembaca yang tertarik, karena setiap artikel selalu saya selipkan kalimat
motivasi.
Masya Allah.
Dengan
sisah tenaga yang ada saya berusaha untuk mengikuti sebatas kemampuan. Alhamdulillah, dengan pelatihan tulisan saya
semakin banyak nutrisinya, Karena langsung saya terapkan. Akhirnya jadilah buku
ke 2 solo ditulis ketika tubuh dalam kondisi berbaring.
Sejak
itu saya terus menulis dan menerbitkan hingga mempunyai 10 buku solo ber-ISBM.
Buku ke 11 sedang proses ISBN dan buku ke 12 sedang diedit.”
Ini adalah salah satu hasil karya Cing Ato.
Bisa kita ambil hikmah dari kisah Cing Ato, bahwa dalam keadaan dan dalam segiapapun kita janganlah pernah menyerah. Semua bisa kita lakukan sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Intinya jangan pernah nilai ukuran kemampuan kita dengan ukuran kemampuan orang lain.
Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang di jawab oleh beliau pada grup diskusi materi pertemuan ini :
1. Cing,
apa faktor yang membuat cing bangkit untuk pertama kali terutama dalam menulis ?
Factor pertama, Kebetulan saya pernah menulis modul pembelajaran untuk tingkat
SMA terbuka. Hasilnya, katanya kering kurang nutrisi. Faktor kedua, ingin punya
buku. Karena saya seorang guru motivator di lingkungan madrasah tempat saya
ngajar. Saya melihat hampir seluruh motivator membuat buku, sebagai sesuatu
yang bisa dijadikan kebanggaan tersendiri. Faktor ketiga, menulis untuk berbagi
dan sebagai ladang mencar pahala.
2.
Cing
tentu untuk menulis di kala sakit bukan hal mudah, kendala apa yang Cing temui
menulis di kala sakit dan bagaimana Cing mengatasinya ? Untuk menulis tidak ada
kendala yang berarti, karena saya menulisnya dengan gawai.
3.
Dibalik
banyak nya orang suka tentu ada pula yang tidak suka kita Cing. Ada tidak Cing
temui hal seperti itu saat Cing menulis di kala sakit? Bagaimana Cing merubah
paradigma mereka bahwa sakit bukan penghalang untuk Cing berkarya ? Pasti ada yang nyeleneh, tidak banyak hanya
sekitar 3 orang dari 1000 pembaca. Bagaimana cara menyikapinya? Cukup ucapkan
terima kasih, karena bagaimanapun dia telah membaca tulisan kita. Lihat saja ke
dalam jangan keluar artinya jangan berburuk sangka dahulu
4.
Hal
apa yang paling berkesan sampai saat sekarang ini dalam hal menulis saat Cing
dalam kondisi sakit ? Yg sangat terkesan, dengan menulis saya bisa melupakan
penyakit dan istri saya senang karena kalau sudah nulis saya anteng.
5.
Apa
saja yang menguatkan Cing Ato hingga bisa sembuh dan bisa kembali mengajar ? Pertama, Jangan suka mengeluh
apa yang terjadi pada diri. Nikmati saja apa yang Tuhan beri. Tuhan tidak akan membebani
makhluknya di atas kemampuannya. Yang kedua, Afirmasi diri dengan afirmasi
positif. Saya buat afirmasi "Suharto pasti sembuh" . yang terakhir,
saya Ingat siswa dan siswi di madrasah/sekolah.
6.
Apa
saja yang Cing Ato tuliskan sedangkan secara fisik sedang proses pemulihan ? Saya
menulis yang saya bisa, kuasai, dan alami. Saya sudah menulis dalam bentuk
Memory, motivasi, cerpen, roman, puisi, pantun. Insya Allah, nanti baru yang
ilmiah.
7.
Apa
saja strategi yang sederhana untuk mengatasi kala rasa jenuh dan hilang ide itu
menghampiri ? Untuk mengatasi kejenuhan. Lihat YouTube, tiktok, dan keluar
sebentar. Jika terjadi kebuntuan, saya baca buku, lihat YouTube, tiktok, dan
tulisan-tulisan orang lain.
8.
Kiat
apa yang harus dilakukan oleh penulis saat dia sedang berada dalam keadaan sakit,
agar dia tetap bisa menulis ? Kiat.
Semua berawal dari niat, ketiadaan sulit untuk mewujudkan mimpi. Niat yang kuat
terkadang bisa mewujudkan sesuatu yang
mustahil.
9.
Bagaimana
cara mengatasi kurang percaya diri dalam menulis ? Jangan bandingkan diri kita dengan orang lain.
Orang lain juga ddahulunya sama dengan kita. Gaya menulis setiap orang
berbeda-beda. Sekarang tulis saja apa yang kita bisa dan kuasai . Mulailah dari
yang sederhana untuk melatih membuat kalimat. Tentunya terus membaca karya
orang lain.
10. Bagaimana cara mengatasi krisis
ide dalam menulis ? Banyak baca, banyak lihat video dan lainnya.
11. Bagaimana cara mengatasi keinginan
yang kurang dalam menulis ? Malas
terkadang hinggap tak kala kita ingin melangkah menuju kesuksesan, maka itu,
lawan dengan rajin menulis.
12. Bagaimana cara mengatasi sikap
pesimis dalam menulis ? Optimis itu kunci kesuksesan. Jika orang banyak bisa,
insya Allah kita pasti bisa.
13. Bagaimana cara mengatasi bad mood
dalam menulis ? Gampang tulis saja. Hari ini saya sedang Bad Mood karena harga cabe
mahal. Maka itu, Represing dahulu agar presss.
14. Dasar apa yang membuat Bapak,
memiliki niat dan kekuatan yang dahsyat sehingga bapak dapat menulis di kala
kondisi belum pulih benar ? Melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang
banyak. Kebetulan yang saya bisa lakukan ketika sakit ya, membaca dan menulis
di gawai. Tentunya dengan menulis yang positif dan yang membangun kepribadian
hidup itu sangat bermanfaat. Maka saya tulis hampir 100 artikel temanya
membangun kepribadian. Dari 100 itu saya himpun jadi dua buku. Menuju Pribadi
Unggul dan kunci Kesuksesan Hidup.
15. Apa yang bapak pikirkan saat
menulis, sehingga sukses sampai saat ini ? Tidak ada yang saya pikirkan. Saya
hanya menulis dan menulis lalu terbitkan. Saya menulis saja biarkan orang lain
yang menilai.
Komentar
Posting Komentar