Kiat Menulis Cerita Fiksi

 Materi pertemuan ke-10

“Kiat Menulis Cerita Fiksi”

Narasumber : Sudomo, S.Pt.
Moderator : Sigid Purwo Nugroho

Alur menulis cerita fiksi yaitu sebagai berikut :

Pertama, Mulai dari Diri. Pada alur ini, kita belajar dengan memulai menulis pengalaman belajar kita sendiri menulis cerita fiksi. Jika memang belum pernah, silakan tulis saja, bisa menuliskan kendala yang dialami, Bisa juga keseruan belajar menulis fiksi atau Bisa juga hal-hal lainnya terkait pengalaman menulis cerita fiksi. Alur pertama ini adalah alur yang paling penting, yaitu adanya niat untuk bisa menulis cerita fiksi. Niat adalah syarat untuk bisa terus belajar. Ide menulis cerita fiksi atau karya tulisan lainnya cari yang sedang tren tentu menyesuaikan dengan apa yang disukai dan dikuasai. Termasuk genre novel pilihlah yang memang disukai. Dari suka akan menjadi cinta akhirnya tercipta komitmen menyelesaikan apa yang dimulai. Kita semua pasti punya cerita yang seru dan berbeda-beda pastinya. Apa pun ceritanya itu merupakan awal yang baik untuk memulai belajar menulis fiksi. Tetap semangat belajar.

           Kedua, Eksplorasi Konsep. Pada bagian ini, kita mulai dengan mencermati sesuatu tulisan untuk mencari, menemukan, dan mendapatkan suatu hal yang dapat diambil dari tulisan tersebut.

Ketiga, Ruang Kolaborasi. Pada bagian ini kita akan mencoba berkolaborasi menulis cerita fiksi. Dengan meneruskan/melanjutkan tulisan yang sudah diberi kalimat pembuka, yang nantinya akan menjadi sebuah kalimat hingga paragraph yang membentuk sebuah cerita. Sebuah cerita mengandung unsur-unsur pembentuk cerita fiksi. Ada tema, penokohan, alur/plot, sudut pandang, dan latar/setting.

Keempat, Demonstrasi Kontekstual. Pada bagian ini, kita mencerna kembali materi terkait cerita fiksi. Terutama menyangkut premis. Kita perlu ingat bahwa premis adalah ringkasan cerita yang berisi tokoh, tantangan, dan resolusi. Kenapa kita harus membuat premis? Premis memudahkan kita untuk mengembangkan cerita. Dari premis tersebut, akan membantu kita agar tidak keluar jalur saat mengembangkan cerita. Ibaratnya sebagai rambu-rambu utama dalam penulisan.

Kelima, Elaborasi Pemahaman. Pada bagian ini ada beberapa hal penting yang menjadi catatan kita bersama dalam menulis sebuah cerita fiksi. 1) Alasan harus menulis cerita fiksi selain saat ini ada AKM dengan materi teks literasi fiksi, juga dengan belajar menulis cerita fiksi kita bisa menyembunyikan dan menyembuhkan luka. 2) Bentuk cerita fiksi di antaranya, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, dan novel. 3) Unsur pembangun cerita fiksi meliputi tema, premis, penokohan, latar/setting, sudut pandang, dan alur/plot. 4) Kiat menulis fiksi yang utama adalah niat dan komitmen yang kuat untuk belajar, baca karya fiksi karya orang lain untuk menemukan berbagai gaya penulisan, ide cerita, dan teknik penulisan. Selanjutnya adalah ide dan genre cerita carilah yang disukai dan dikuasai. Berikutnya adalah membuat outline atau kerangka karangan agar cerita tidak melebar. Setelah itu adalah mulai menulis, melakukan swasunting setelah selesai menulis dan mepublikasikannya.

Keenam, Koneksi Antar Materi. Pada bagian ini kita bisa melengkapi keterkaitan antara materi satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah agar bisa mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh.

                Pada contoh di atas, Pemberikan tanda panah dari unsur pembangun ke kiat. Tanda panah menunjukkan bahwa dengan memahami unsur pembangun cerita fiksi kita akan lebih siap untuk mengimplementasikan kiat menulis cerita fiksi.

                Ketujuh, Aksi Nyata. Pada bagian ini kita melakukan aksi nyata hasil belajar dengan cara menulis resume. Tentu resume yang mengelaborasikan materi malam ini dengan pengalaman pribadi.

Nah, jadi itu dia ketujuh alur yang dapat dimulai untuk menulis cerita fiksi. 

Komentar

  1. Mantul Bu, makin bagus resumenya

    BalasHapus
  2. Aksi nyata yg indah di resume ibu

    BalasHapus
  3. Pastinya dong bu Dhotul ... Saya suka banget dg bagian endingnya

    BalasHapus
  4. Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri.mari kita menulis cerita fiksi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Motivasi Penulis