Melakukan Proofreeding

 Materi Pertemuan ke-12


"Proofreeding Sebelum Menerbitkan Tulisan"


Narasumber  : Susanto, S.Pd
Moderator     : Nur Dwi Yanti

      Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Jika kita membuka PUEBI, pasti akan segera tahu "kesalahan" pada tulisan tersebut.

       Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata pada judul artikel kecuali kata tugas, seperti di, ke, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Selain itu, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kalimat baru. Entah kalimat berita, tanya, atau perintah.

Dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan.

Loh, itu kan tugasnya editor atau proofreader? Iya, benar. Akan tetapi, jika naskah yang kita kumpulkan memiliki kesalahan yang minimal, tentu tugas editor semakin ringan. bisa jadi tulisan kita mendapat "apresiasi yang baik" sehingga dibaca tuntas dan bisa "LOLOS".  Bayangkan jika, tulisan kita banyak sekali kesalahan, seperti typo.

Apa ya tugas seorang proofreader? Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.

Seorang proofreader harus dapat mengenali :

1) apakah sebuah kalimat efektif atau tidak.

2) susunannya sudah tepat atau belum.

3) substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak.

Misalnya, seorang proofreader mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut. Jadi, tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Mengapa harus melakukan proofreading? Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak Anda lewatkan. Terutama jika Anda berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas. Proofreading dilakukan sebelum tulisan diterbitkan. Caranya, pastikan tulisan sudah jadi atau sudah selesai. Setelah tulisan jadi, endapkan barang sejenak agar pikiran tidak larut dalam tulisan (pikiran kok larut kaya gula aja, he he). Kemudian, lakukan proofreading dan bersikaplah netral. Artinya, menilai karya penulis secara objektif. Bertindaklah sebagai seorang “calon pembaca”.

Langkah Pertama : Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.

Langkah Kedua : Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah Ketiga : Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Langkah keempat : Periksa kembali,

1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.

2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI.

3.  Konsistensi nama dan ketentuannya.

4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya.

        Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

 


Komentar

  1. Halo bu Nur ... Salam kenal ... Saya bu There bu ... Maaf nih, saya nylonong mampir di blog bu Nur yg mantaaap fulll .... Sukses selalu ya bu tembus buku solonya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Motivasi Penulis