Melakukan Proofreeding
Materi Pertemuan ke-12
"Proofreeding Sebelum Menerbitkan Tulisan"
Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca
ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat
kesalahan dalam teks tersebut. Jika kita membuka PUEBI, pasti akan segera tahu
"kesalahan" pada tulisan tersebut.
Huruf capital dipakai sebagai
huruf pertama setiap kata pada judul artikel kecuali kata tugas, seperti di, ke, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Selain itu, huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kalimat baru. Entah kalimat
berita, tanya, atau perintah.
Dengan melakukan proofreading,
kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca,
ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata
dapat diminimalkan.
Loh, itu kan tugasnya editor atau
proofreader? Iya, benar. Akan tetapi, jika naskah yang kita kumpulkan memiliki
kesalahan yang minimal, tentu tugas editor semakin ringan. bisa jadi tulisan
kita mendapat "apresiasi yang baik" sehingga dibaca tuntas dan bisa
"LOLOS". Bayangkan jika,
tulisan kita banyak sekali kesalahan, seperti typo.
Apa ya tugas seorang proofreader?
Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca.
Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia
uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.
Seorang proofreader harus dapat
mengenali :
1) apakah sebuah kalimat efektif
atau tidak.
2) susunannya sudah tepat atau
belum.
3) substansi sebuah tulisan dapat
dipahami oleh pembaca atau tidak.
Misalnya, seorang proofreader
mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang
dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang
tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut. Jadi, tugas seorang
proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak
kehilangan substansi awalnya.
Mengapa harus melakukan
proofreading? Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak
Anda lewatkan. Terutama jika Anda berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada
khalayak luas. Proofreading dilakukan sebelum tulisan diterbitkan. Caranya,
pastikan tulisan sudah jadi atau sudah selesai. Setelah tulisan jadi, endapkan
barang sejenak agar pikiran tidak larut dalam tulisan (pikiran kok larut kaya
gula aja, he he). Kemudian, lakukan proofreading dan bersikaplah netral.
Artinya, menilai karya penulis secara objektif. Bertindaklah sebagai seorang
“calon pembaca”.
Langkah Pertama : Merevisi draf
awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan,
menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.
Langkah Kedua : Merevisi
penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk
meningkatkan aliran teks.
Langkah Ketiga : Memoles kalimat
untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi
gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
Langkah keempat : Periksa kembali,
1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi
ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.
2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI.
3. Konsistensi nama dan ketentuannya.
4. Perhatikan judul bab dan penomorannya.
Hindari kesalahan kecil yang
tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan
kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik,
tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Halo bu Nur ... Salam kenal ... Saya bu There bu ... Maaf nih, saya nylonong mampir di blog bu Nur yg mantaaap fulll .... Sukses selalu ya bu tembus buku solonya
BalasHapus